Jumat, 20 November 2009

Apakah marketing harus punya etika dan etiket?

Saya merenung sejenak, ketika teman saya minta saya untuk memperbaiki etika saya dalam bekerja sebagai marketing.  Maksudnya etika yang mana, ya? Akhirnya saya cari informasi kesana kemari, mulai dari buku tentang etika, buku tentang etiket saya buka dan baca, dan inilah hasil pencarian saya.

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.

Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
Etiket mengatur tingkah laku, sopan santun dan penampilan orang dalam arti seluas-luasnya, termasuk peralatan yang dipergunakan, bahasa ungkapan, pakaian, dan sebagainya.

Mari kita lihat beberapa contoh:
  1. Kaos dengan celana jeans tidak sopan pada acara resmi karena dianggap untuk santai saja.  Sehingga pada acara resmi atau ke tempat kerja tidak boleh dipakai. 
  2.  Makan sambil berdiri dianggap tidak sopan, tapi sekarang orang terbiasa makan tidak hanya berdiri tapi sambil jalan.
  3. Dulu ada pepatah "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari"   Sekarang orang sudah terbiasa  buang air sambil berdiri di toilet umum.
  4. Banyak contoh lain.
Bertemunya berbagai bangsa dari barat dan timur dan menyebarnya  informasi melalui media elektronik sampai ke pelosok kampung,  menimbulkan perbedaan dalam menilai sesuatu, sehingga kita menjadi bingung mana yang harus dipakai.   Tapi ada anjuran yang biasa kita dengar, bahwa kita orang timur, pakailah etika dan etiket orang timur.   Etiket itu (kata guru saya ketika di SMP) seperti sampul sebuah buku. Berguna untuk membungkus buku dan memberi nama buku itu.  Kita orang timur lebih suka menutupi sesuatu agar kelihatan sopan, sehingga buku disampul dengan kertas payung.   Sementara orang barat lebih suka menyampul buku dengan plastik, sehingga kelihatan jilid buku itu warna apa, bercorak atau polos.  Tapi keduanya bermaksud menutupi buku tersebut agar buku tidak cepat rusak.   Tapi ketika memilih bahan untuk sampul, timbul perbedaan tersebut.
Sudah jelas pengertian etika dan etiket, maka perlukah etika dan etiket untuk  marketing?
PERLU SEKALI!
Alasannya antara lain:
  1. Marketing ada dalam masyarakat dan banyak berhubungan dengan kastemer, maka marketing harus memahami etika dan melaksanakan etiket yang berlaku di masyarakat.
  2. Sesama marketing harus  saling menghormati dan mematuhi aturan yang berlaku di marketing.
Bagaimana menurut anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar